Rabu, 30 Mei 2012

Boaz Weinstein Anak Emas Wall Street

Nama Boaz Weinstein dikenal sebagai trader derivatif dan hegde fund manager termuda yang pernah sukses di wall street. Bagaimana tidak, saat kolega sejawatnya baru memulai menapaki karir profesional, pria kelahiran tahun 1973 ini sudah berhasil menjadi Direktur Pelaksana Deutsche Bank di usia 27 tahun! Tetapi jika ditilik pada perjalanan hidupnya, DNA kesuksesan sesungguhnya sudah terlihat sejak weinstein baru menginjak balita.

Weinstein kecil begitu menyukai permainan yang menggunakan intelegensi dan pikiran. Ketika usia 5 tahun, ia sangat gemar bermain catur dan bahkan mulai serius berlatih dengan mengikuti sebuah kelas. Ketekunan berbuah hasil saat Weinstein remaja berhasil meraih gelar master catur nasional di usia yang baru 16 tahun. Kesukaan pria keturunan AS-Israel ini akan segala jenis permainan turut mempengaruhi perjalalanan karirnya di industri pasar modal.


Setelah menamatkan bangku kuliah di Universitas michigan pada tahun 1995, Boaz Weinstein bekerja untuk salah satu bank komersial terbesar Eropa, Deutsche Bank. Setelah 8 tahun berkecimpung di dunia perbankan, karirnya mampu meraih laba bersih $1.5 miliar di tahun 2006-2007. Kinerja apik itu membuat petinggi Deutsche langsung menawarkan kursi direktur pelaksana meski ia sempat di nilai terlalu muda. Namun faktor pengalaman pula yang membuat jabatan Weinstein tidak bertahan lama. Divisi trading pimpinannya mencetak kerugian mencapai 18% dari total dana pengelolaan nasabah senilai $10 miliar di tahun 2008. Catatan kerugian tersebut menjadi rapor merah pertama bagi Weinstein sejak kiprahnya selama 11 tahun di dunia trading.

Akan tetapi, takdir seakan mewajibkan pria yang mahir bermain poker dan blackjack ini untuk mengabdi di lantai bursa. Selepas dari Deutsche Bank, Weinstein memutuskan untuk membangun perusahaan trading sendiri yang dinamai Saba Capital Management. Sebanyak 15 anak buah diboyongnya dari Deutsche untuk memperkuat inti bisnis Saba yang berbasis hegde fund kredit. Adapun dana awal yang dikelola oleh perusahaan baru ini hanya sebesar $140 juta di bulan Agustus 2009. Namun belum genap dua tahun beroperasi, aset kelolaan Saba Capital melambung sampai $3.3 miliar. Di dalamnya termasuk produk bernama 'tail hedge fund' sebesar $400 juta, yang berfungsi untuk melindungi modul nasabah dari gejolak di pasar.

Performa impresif Saba Capital cukup mengejutkan pengamat pasar investasi Amerika. Dengan pertumbuhan aset mencapai 293% pada tahun 2010., reputasi Weinstein sang pendiri perlahan mulai pulih. Saba Capital digadang sebagai perusahaan pengelola dana dengan pertumbuhan tercepat versi majalah Absolute Return + Alpha. Sementara nama Weinstein terpampang dalam daftar orang-orang terkaya di bawah usia 40 tahun versi Fortune Magazine tahun 2010.

Metode Investasi

Boaz Weinstein dikenal publik sebagai trader berkarakter 'risk taker'. Disaat kebanyakan investor muda termasuk ke dalam karegori 'directional investor' yang aktifitasnya sangat dipengaruhi oleh kinerja pasar, Weinstein justru bersikap sebaliknya. Sebagai 'relative value investor', ia cenderung memiliki proyeksi netral dab suka mengabaikan apa yang terjadi di pasar."yang kami lakukan adalah mengambil 2 buah saham pilihan, misalkan Coca-Cola dan Pepsi. Lalu kami fokus pada delta untuk menentukan saham perusahaan mana yang sedang berada di atas atau di bawah harga pasar," jelas Weinstein. Tim Saba Capital juga selalu mencari tahu apa alasan di balik valuasi kinerja harga taksiran sendiri. Selain itu, pria 39 tahun ini juga giat mempelajari teori psikologi investasi modern. Ia tertarik mengupas soal komponen berbeda dalam sistem ekonomi, mulai dari analisa fundamental, perilaku pasar hingga kalkulasi dasar."tidak semua transaksi membutuhkan kombinasi dari ketiganya karena ada aspek lain yang tidak bisa diabaikan, misalnya latar belakang,"tuturnya bijak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar