Senin, 23 Juli 2012

The Art Of trading By Lawrence D.Hite

" Jika Anda tidak memahaminya, jangan melakukannya." Wejangan dari lavrence D.Hite itu bisa menjadi inspirasi bagi trader yang masih tergoda untuk berspekulasi di pasar keuangan. Mati-Matian mengejar profit secara agresif tidak menjamin perolehan return yang maksimal. Kolaborasi antara managemen risiko dan metode trading mutakhir terbukti mampu menghasilkan profit ideal. Tanpa kedua variable itu, ancaman kerugian sesungguhnya tengah menanti di tengah hiruk pikuk pasar.

Lawrence D.Hite dikenal sebagai salah satu manager hegde fund papan atas dunia. Bersama Ed Seykota, keduanya dianggap sebagai pelopor sistem perdagangan di lantai bursa. Hite adalah satu dari sedikit sosok yang mampu meraih kesuksesan di pasar saham Amerika serikat. Namanya terpampang dalam berbagai jurnal dan media publikasi internasional. Tidak heran jika BusinessWeek menganugrahi 'Best Award' pada tahun 1986.
Hite muda sebenarnya dikarunia talenta untuk sukses dibanyak bidang. Sebelum merambah bisnis keuangan, trader legendaris Wall Street ini pernah merambah dunia seni sebagai aktor dan penulis skenario. Merasa kurang berhasil, ia beralih profesi ke industri musik dan pertunjukan. Selain menjadi promotor musik rock, Hite bahkan sempat memanageri beberapa musisi ternama. Namun rentetan peristiwa penting mengubah jalan hidup Hite sehingga ia memutuskan pensiun dari dunia seni dan giat menekuni bisnis investasi. Pada tahun 1968, pengguna setia perangkat teknologi tinggi ini resmi menjalani profesi barunya sebagai makelar saham.

Di tahun 1981, Hite membangun kerajaan bisnisnya yang dinamai Mint Investments. Sembilan tahun berselang, hite dinobatkan sebagai konsultan perdagangan komoditas aset dengan nilai dana kelolaan lebih dari $1 miliar. Kiprah Mint terus berlanjut sejalan dengan popularitas Hite di bursa saham Wall street selama dua dasawarsa.

Metode dan Filosofi Trading

Dalam buku terlaris berjudul 'Market Wizards' karangan Jack Schwager, sosok Lawrance D.Hite digambarkan sebagai trader yang membumi. Berbeda dengan trader lain yang cenderung agresif dan gegabah, ia selalu mencari tahu batas toleransi kerugian yang dapat ia terima. Tidak pernah sekalipun pria berusia 56 tahun ini mempertaruhkan modalnya untuk return yang terlampau besar. Atas dasar itu pula ia selalu mengutamakan managemen risiko dalam setiap transaksi. Meski Jumlah dana kelolaan Hite mungkin tidak sebesar Jim Rogers dan tidak berkembang sehebat Richard Dennis, ia masih mampu mencetak return tahunan sebesar 60% dengan margin 1%. Jika diumpamakan, Hite mampu mengelola risiko investasi sebesar $1 menjadi keuntungan $60 setiap tahun. Dunia trading dimatanya adalah karya seni, gabungan dari diversifikasi, managemen, dan kemampuan sistem yang mumpuni. Yang membedakan adalah saat hite sibuk dengan keriuhan lantai bursa, ia tidak perlu memainkan peran seperti ketika menjadi aktor dimasa muda. Dengan menjadi dirinya sendiri, Hite sering digadang sebagai sosok panutan trader muda di Paman Sam.
Selama berkarir, saya selalu dijadikan contoh bagi orang lain yang sedang menderita kerugian."ujarnya suatu waktu. Oleh karena itu, ia selalu berpesan kepada trader yang ditemuinya agar mencermati besaran resiko secara serius dibanding sibuk menentang kehendak pasar. "jika anda masih berdebat dengan pasar, anda akan rugi." Tegasnya. Apalagi begitu banyak faktor penggerak pasaryang tidak bisa dikalkulasi oleh investor. Pada suatu kesempatan ia berkelar bahwa ai tidak pernah mampu membaca arah harga . "sesungguhnya saya tidak pernah melihat pasar. Daya hanya melihat risk, reward, dan uang."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar